Strategi Menerapkan Budaya Kerja Industri di Sekolah Untuk Membentuk Generasi Pekerja Terampil

Oleh. Sutran Mariyanto, S.T., M.T.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah identik dengan dunia kerja atau dunia industri, karena harapan besar dari lulusan siswa SMK adalah untuk bekerja demikian tujuan pemerintah.  Selain itu SMK memiliki peran penting dalam membekali siswa dengan keterampilan praktis dan pengetahuan yang relevan untuk masuk ke dunia kerja. Agar lebih sesuai dengan tuntutan industri, penerapan budaya kerja industri menjadi suatu keharusan. Dengan menerapkan budaya kerja industri di sekolah SMK kejuruan, kita dapat memastikan bahwa lulusan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diadopsi untuk mencapai tujuan ini:

1. Pengembangan Kurikulum yang Relevan berbasis kebutuhan dunia industri

Dengan kurikulum merdeka,harapannya model pembelajaran sudah lebih fleksible dan bervariasi sesuai dengan tuntutan dunia kerja, serta kearifan lokal ,bukan kurikulum harga mati dari pusat. Siswa jangan lagi di tuntut menyelesaikan materi yang njlimet yang ujung – ujungnya tidak dipakai di rencana pekerjaan yang akan dia lamar. Kurikulum jangan Kaku , dan wajib mempertimbangkan masukan dari materi-materi produktif sebagai core nya SMK. Selain itu libatkan para profesional industri dalam proses perancangan kurikulum agar lebih relevan dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang sebenarnya. Pastikan bahwa materi pelajaran mencakup keterampilan teknis dan soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja.

Kunjungan Industri Siswa SMKN Klakah di PT. Purim Klakah
Tour of manufacturing guru dan siswa

2. Kolaborasi dengan Industri Lokal di sekitar sekolah

Membangun kemitraan yang kuat dengan perusahaan dan industri lokal di sekitar sekolah adalah langkah awal yang krusial, karena tentunya hubungannya dengan kearifan lokal yang ada didaerah itu selain hubungan “kedekatan”. Dengan berkolaborasi, sekolah dapat memahami kebutuhan aktual pasar kerja. Ini dapat dilakukan melalui kunjungan industri, magang siswa, atau bahkan melibatkan para profesional industri dalam proses pengajaran di kelas, maupun sebaliknya mengikutkan guru pengajar produktif untuk terlibat didalam proses industri baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menyesuaikan dengan jam kerja sekolah, jadi sekolah menjembatani untuk profesional industri menjadi pengajar , maupun sebaliknya guru profesional menjadi praktisi atau konsultan di industri, tentunya dengan S&K yang berlaku.

Tour of Factory

3. Penggunaan Fasilitas dan Peralatan bersama dengan Industri

Sekolah harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang mencerminkan lingkungan kerja industri. Hal ini mencakup laboratorium, workshop, dan peralatan terbaru yang digunakan dalam industri terkait. Siswa harus mendapatkan pengalaman langsung dengan alat dan teknologi yang mereka akan temui di tempat kerja, hal ini bisa saja dalam kasus-kasus tertentu pembelian peralatan bisa disesuaikan baik spek atau merknya dengan industri sehingga siswa akan semakin percaya diri , ketika dia belajar disekolah akan yakin hasilnya sama dengan yang ada di industri.

Bapak Supervisor sedang menjelaskan proses produksi

4. Program Magang yang Berorientasi Pada Hasil

Implementasikan program magang yang tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga menetapkan tujuan dan hasil yang jelas. Siswa harus diarahkan untuk mencapai hasil tertentu selama magang, yang dapat dievaluasi oleh guru dan mentor industri. Ini membantu mengukur dampak positif dari pengalaman magang, selain siswa guru juga wajib magang d industri agar mengenal betul apa yang nanti akan dikerjakan siswanya ketika mereka diterima di industri, dan juga mampu ber inovasi untuk membangun sekolahnya.

5. Pengembangan Soft Skills

Selain keterampilan teknis, budaya kerja industri juga menekankan pentingnya soft skills. Nah disini inilah faktor yang justru dominan, apabila dibandingkan dengan hardskill, yakni misalnya tentang Disiplin, Sopan-santun, integritas, pantang menyerah, keterampilan komunikasi dan sosialisasi, kerjasama tim, problem solving, adaptabilitas dan kepekaan di dunia kerja, dan sertakan pelatihan keterampilan ini dalam kurikulum dan berikan situasi praktis di mana siswa dapat mengembangkan dan menguji soft skills mereka, didalam pembelajaran disekolah.

6. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan

Lakukan pemantauan terus-menerus terhadap efektivitas program dan strategi yang diimplementasikan. Dapatkan umpan balik dari siswa, guru, dan mitra industri. Evaluasi berkelanjutan memungkinkan penyesuaian yang diperlukan agar program budaya kerja industri tetap relevan dan efektif, termasuk administrasi data yang akurat.

7. Penyuluhan Karir dan Orientasi Pekerjaan melalui BKK sekolah

Terkadang kita lupa ketika siswa kita sudah memenuhi ke-6 kriteria diatas , namun sekolah tidak menyediakan wadah dan membuka kran untuk mereka masuk, diantaranya dengan menghidupkan dan memberdayakan BKK sekolah, dimana sekolah seharusnya tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga memberikan pandangan yang jelas tentang jalur karir yang mungkin diikuti oleh lulusan. Adakan sesi penyuluhan karir dan orientasi pekerjaan secara rutin untuk membantu siswa memahami peluang pekerjaan dan persyaratan di dunia nyata, serta konsisten mengadakan Job Fair, tracer alumni, dll

Siswa mendapat Penjelasan dari Bapak supervisor Produksi

Dengan menerapkan budaya kerja industri melalui strategi ini, sekolah SMK kejuruan dapat memastikan bahwa lulusan mereka siap untuk menghadapi tuntutan dunia kerja, menjadi pilar produktif dalam industri, dan membantu mengisi kekosongan keterampilan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan. Ini bukan hanya tentang memberikan pendidikan, tetapi juga membentuk generasi pekerja terampil yang mampu beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan kerja yang berubah-ubah, selain strategi dan bekal diatas tentunya kita tak lupa bahwa budaya religius juga tidak bisa ditinggalkan, karena ini juga wajib dimiliki karena menjadi salah satu faktor utama benteng dan jalan bagi sukses atau tidaknya seseorang baik di dunia maupun diakhirat, kalau selebihnya Wallahu a’lam biswahab.